Pentingnya
Koleksi Biakan Mikroorganisme dalam Pengembangan Bioteknologi di Indonesia
Peran Mikroorganisme dalam Bioteknologi
1. Penghasil Makanan atau Minuman
Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membuat tempe,
oncom, makanan, tuak, cuka, dan kecap. Saat ini, pembuatan bahan makanan
tersebut dikembangkan secara ilmiah dengan menggunakan teknologi yang lebih
maju sehingga menghasilkan produk yang berkualitas, seperti bir, anggur,
yoghurt, roti, keju, dan nata de coco. Proses pembuatan tempe masih perlu
ditingkatkan dengan berbagai penelitian karena tempe memiliki kandungan zat
gizi tinggi, terutama protein nabati dan memiliki beberapa khasiat antara lain
menurunkan kolesterol darah.
Beberapa jamur juga dapat digunakan menghasilkan zat
warna, misalnya jamur Neurospora sitophila sebagai penghasil warna merah
dan orange, digunakan untuk membuat oncom. Bahan pewarna yang alami untuk
makanan lebih aman dibandingkan pewarna sintetik karena pada umumnya pewarna
sintetik dapat menyebabkan keracunan.
Contoh mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan produk makanan, antara
lain:
a.
Rhizopus oligospurus (pembuatan tempe)
b.
Acetobacter xylinum (pembuatan nata de coco)
c.
c. Saccharomyces cerevisiae (pembuatan
roti dan tapai)
d.
Penecilium camemberti dan Penecillium requeforti (keju)
e.
Aspergillus wentii (pembuatan kecap)
f.
Lactobacillus bulgaricus (keju dan yoghurt)
2. Penghasil Protein Sel Tunggal (PST)
Mikroorganisme, seperti ganggang, jamur, maupun bakteri, dapat menghasilkan
protein. Protein ini berada di dalam sel, bukan merupakan bahan yang
disekresikan oleh sel.
a. Kelebihan PST
PST sangat menguntungkan karena dapat digunakan sebagai sumber protein. Hal
ini disebabkan karena:
1)
Secara umum, organisme dapat membelah diri
dengan cepat.
2)
Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
3)
Dapat hidup di tempat limbah buangan,
seperti selulosa, limbah minyak bumi, atau limbah organik yang lain.
4)
Mikroorganisme fotosintetik seperti
ganggang dapat memanfaatkan energi cahaya untuk digunakan sebagai penghasil
PST.
Contoh protein sel tunggal adalah Spirulina dan Chorella.
b. Kekurangan PST
Ada beberapa kekurangan PST, antara lain:
1)
PST mempunyai dinding sel yang terdiri
atas selulosa, khususnya ganggang, sedangkan manusia tidak dapat mencerna
selulosa.
2)
PST yang dihasilkan kurang menarik,
seperti jeli.
3)
Kandungan asam nukleat (DNA dan RNA) dari
PST cukup tinggi dan sulit dicerna serta dapat menimbulkan asam urat.
3. Penghasil Zat-Zat Organik
Beberapa mikroorganisme dapat menghasilkan
zat-zat organik, seperti etanol, asam cuka, asam sitrat, aseton, dan
gliserol. Zat-zat organik itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
misalnya sebagai bahan minuman.
Untuk menghasilkan etanol (alkohol) dibutuhkan sel-sel
ragi dengan bahan baku karbohidrat, seperti singkong dan beras. Adapun proses
pembuatannya sering disebut dengan istilah fermentasi (proses peragian). Proses
ini berlangsung secara anaerobik dan menghasilkan karbon dioksida dalam bentuk
gelembung udara.
4. Penghasil Obat
Berbagai macam mikroorganisme bermanfaat sebagai
penghasil obat-obatan, contohnya Penicillium menghasilkan zat antibiotik
yang mematikan mikroorganisme lain, disebut penisilin. Penisilin sangat penting
karena dapat memberantas berbagai penyakit infeksi. Namun, ada beberapa jenis
bakteri yang kebal terhadap penisilin karena dapat menghasilkan enzim yang
dapat menghambat kerja penisilin.
5. Pemisahan Logam dari Bijihnya
Bakteri kemolitotrof merupakan salah satu bakteri yang
mampu memisahkan logam dari bijihnya. Bakteri ini hidup dari zat-zat anorganik,
seperti besi dan belerang, dan memperoleh energi dari pemecahan bahan kimia
tersebut. Energi tersebut digunakan untuk sintesis karbon dioksida dan air
menjadi zat-zat organik. Proses sintesis ini dikenal dengan sebutan
kemosintesis. Salah satu contoh bakteri pemisah logam ini adalah bakteri Thiobacillus
ferooxidans yang digunakan untuk mengekstraksi tembaga dari bijih tembaga.
Bakteri ini tumbuh subur dalam suasana asam dan tanpa zat organik.
Proses pemisahannya sebagai berikut:
1)
Bijih logam tembaga berkualitas rendah
yang dikenal sebagai larutan peluluh, ditimbun. Disinilah banyak ditemukan
bakteri.
2)
Kemudian, ke dalam larutan itu ditambahkan
larutan asam sulfat sehingga terjadi reaksi antara tembaga dan asam sulfat
membentuk tembaga sulfat (CuSO4).
3)
Setelah itu, logam besi ditambahkan ke
dalam larutan tersebut sehingga besi akan bereaksi dengan tembaga sulfat untuk
melepaskan tembaga tersebut.
4)
Melalui proses tersebut diperoleh tembaga
murni yang telah terpisah dari bijihnya. Seluruh proses itu dibantu oleh
bakteri Thiobacillus ferrooxidans.
6. Penghasil Energi
Saat ini, persediaan bahan bakar makin menipis. Oleh
karena itu, para ahli berusaha mencari solusi untuk menyelesaikan masalah
energi melalui bioteknologi sehingga dapat diperoleh energi yang aman dan
tersedia secara lestari.
Salah satu energi yang dikembangkan melalui
bioteknologi saat ini adalah biogas. Biogas merupakan gas metana yang diproduksi
oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran ternak.
Kotoran ternak dicerna oleh mikroorganisme menjadi gas
metana yang kemudian dialirkan ke rumah-rumah sebagai penghasil energi.
Sedangkan, limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk.
Cara pembuatannya adalah campuran kotoran ternak dan
air dimasukkan pada tangki pengumpul, kemudian diaduk. Setelah rata, tangki
pengumpul dimasukkan ke dalam tangki pencerna.
7. Pengurai Limbah
Pengolahan limbah secara biologis merupakan pengolahan
limbah dengan menggunakan bakteri untuk mencerna limbah tersebut. Pengolahan
limbah dengan cara ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan lebih ramah
lingkungan.
Limbah industri harus diolah terlebih dahulu melalui
Unit Pengolahan Limbah (UPL) sebelum dikeluarkan ke lingkungan agar tidak
terjadi pencemaran. Dalam UPL biologis, bakteri pencerna dimasukkan ke dalam
bak berisi limbah yang diberi aerator (alat pemasok udara) untuk
memasukkan oksigen yang berguna untuk pernapasan bakteri secara aerobik. Limbah
akan terurai dan dapat dibuang ke lingkungan setelah air dipisahkan dari
endapan limbah yang tidak berbahaya.
Pengembangan Fasilitas
Koleksi Biakan Mikroorganisme (INACC)
Jika dilihat dari
banyaknya peran yang dapat dilakukan oleh mikroorganisme dalam dunia teknologi
maka pembuatan suatu kultur koleksi menjadi sangat penting. Salah satu kultur
koleksi terbesar yang ada di Indonesia adalah INACC.
Sebagai negara dengan daerah
hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, Indonesia merupakan tempat bagi
tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Yang paling terkenal adalah
mamalia asli, seperti orangutan Sumatera dan Kalimantan, gajah Sumatera,
harimau Sumatera, namun ada kesempatan besar untuk menemukan mikroorganisme
dalam jumlah yang sangat banyak di Indonesia. Tidak dipungkiri bahwa banyak
mikroorganisme yang sangat bermanfaat bagi umat manusia, namun masih belum
ditemukan atau diketahui, sehingga timbul berbagai diskusi mengenai
dibutuhkannya studi dan penelitian lebih lanjut. Pusat penyimpanan mikroorganisme
nasional, yang dikenal sebagai Indonesian Culture Collection (InaCC).
Dengan adanya InaCC diharapkan
dapat memberikan kontribusi dalam menunjang keperluan industri dan penelitian
dalam menyediakan dan menyimpan bakteri yang berpotensi, sehingga dapat
mendorong peningkatan kegiatan penelitian bidang bioteknologi dan transfer ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dibidang bioteknologi kepada masyarakat.
BRC menurut OECD merupakan bagian
esensial sebagai tiang penyokong dalam bidang bioteknologi. BRC memberikan
pelayanan penyediaan dan tempat penyimpanan untuk untuk sel, genom, organisme
dan informasi yang berhubungan dengan hereditas dan fungsi sistem biologi. BRC
berisi koleksi kultur organisme atau mikroorganisme seperti tumbuhan. Selain
itu terdapat data base yang berisi molekuler, fisiologi dan struktur informasi
yang relevan tentang koleksi dan berhubungan dengan bioinformatika.
Ada beberapa fungsi BRC sebagai
Culture Collection yang berhubungan dengan pengkoleksian, pengawetan dan
pemasok, diantaranya :
- Referensi organisme untuk quality control dan tes standarisasi
- Taksonomi tipe strain prokariot ( bakteri, archea) dan yeast.
- Bahan untuk penelitian dan perkembangan.
Bayangkan Jika Kita Tidak Memikili
Kultur Koleksi Mikroorganisme.?
Kekayaan Mikroorganisme Bangsa Kita Akan
Hilang
Pengembangan Bioteknologi Hanya
Bergantung Pada Negara Lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar